Hunting doctor Day 1 : anak SMA yang nyasar?


.

awal mulanya?

hari terakhir setelah 4 hari JASTIFICATING yang melelahkan (dan menyebalkan.... sebenarnya aku dateng cuma 2 hari, selang-seling), akhirnya entah kenapa aku berakhir di MA. Ngapain? Bagi2 minuman gratis sisa sponsor (it never hurt to have more? that's totally wrong) ke orang2 yang haus, terpaksa haus, atau terpaksa minum (aku yang paksa, sebenarnya, karena terus2 nanya 'mau minum gak? mau ya?')

aku baru inget kalo mahluk LPP sebenarnya (agak) rakus, jadi sms Ivan 'ada minum gratis di MA, ambil sendiri, botolan soalnya, jangan dibawa2 yaps'

beberapa menit kemudian (setengah jam, sebenarnya), Ivan dateng. Ngambil minum, plus ngasih kabar yang membentuk hari2 (penuh penderitaan) di kehidupan saya seminggu kedepannya.

Ceritanya tentu aja mulai dari Gd*, seorang senior di LPP yang bilang bahwa dia habis ketemu seorang product manager janssen-cilag (bagian farmasinya Johnson2). LPP gitu, ya pastinya cerita dia berakhir di penelitian (mungkin ini gak bisa dibilang penelitian, tapi post-marketing survey)

lumayan, 1 questionaire harganya sekian rupiah, tapi dengan syarat hanya dokter tertentu yang disuruh isi. Dan carinya gak mudah (jelas).

Apalagi datanya gak valid -___-

setelah telpon sana telpon sini, dapet 1 dokter yang (kupikir) deket rumah. Di RSIA BELLA. Ketemu jam 8-9 malem. Roger that.

Akhirnya cabut dari kampus jam setengah 7. pake acara bingung dan tanya banyak supir mikrolet (serta kenalan dengan orang maluku yang aneh dan mengira aku masih SMA. Please deh, masa minta no. hape?) akhirnya ketemu deh. Selesai jam setengah 10.

sampe rumah jam 11 lewat.

gila banget

ternyata gak deket sama sekali.


tapi lumayan, dokter yang satu itu walaupun gak baik (atau manis, atau ramah, atau apalah itu namanya), keliatan banget dia psikiatri yang pinter. Pinter, tapi psikiatri kok malah bikin orang stress? (dalam hal ini, aku, gak bisa lama2 sama dia).

dr. Yongky, mungkin nanti kita akan ketemu lagi....


mungkin